Hebohnya Ulangan Akhir Semester
Minggu ini Sekolah-sekolah lain
sudah melaksanakan Ulangan Praktek Akhir Semester I, namun SDIT Lukman Al Hakim
belum melaksanakan karena anak-anak bergantian
sakit, hampir setiap hari hanya empat anak yang berangkat. Dari 11 anak,
3 anak yang tidak sakit yaitu Rafi, Ifel dan Fatih. Penyakitnya sama panas dan
sakit mata.
Alhamdulillah minggu berikutnya anak-anak
sudah berangkat semua, akhirnya Ulangan praktek dan tulis dilaksanakan
bersamaan, jam pertama ulangan Praktek, jam kedua ulangan tertulis dalam waktu
satu minggu. Ujian prakteknya antara lain: Tahfizd, Wudlu, shalat, Rebana, PJOK
dan Renang, sedangkan tertulisnya PAI, BTQ, Tematik I dan 2, Tematik 3 dan
Tematik 4.
Saat ulangan tersebut banyak yang
harus diselesaikan, akhirnya meminta bantuan kak Sabil dan Kak Abdu
untuk mengambil nilai Praktek Wudlu dan Shalat, Alhamdulillah bersedia karena
jadwal mereka hanya dua hari tahfizd selesai. Mereka berdua tidak mudik untuk
liburan sehingga aku minta untuk
membantu kegiatan Class Ceria selama tiga hari.
Ulangan Akhir
Semesterpun telah tiba
Hari pertama: Buku-buku yang
ditinggal di Sekolah semua dibagikan untuk persiapan belajar dirumah. Seperti UTS kemarin Soal dibacakan, teman-teman yang menjawab, hanya lebih PD mengerjakannya
karena sudah pernah di UTS, namun hebohnya teman-teman langsung menjawab ketika
ustadzah bacakan soalnya, bukan dilingkari jawaban di kertas lembar jawab.
Pagi-pagi Ibu mas Rafi sms “Us Buku
PAI dan BTQ Rafi hanya tinggal 1 lembar,
katanya diguntingi dan dibagi pada teman-temanya untuk bikin pesawat
gimana Us? tolong kasih
tahu dia, saya sudah kasih tahu tetapi dia tidak merespon”
Soal baru sampai nomer 13 Mas Rafi maju ke depan dengan membawa
kertas ujiannya “Us aku sudah selesai”. Ustadzah agak kaget dia bisa
menyelesaikan sendiri dengan cepat dan ustadzah berkata: “Kalau teman-teman
selesai lebih baik bermain di luar, agar tidak mengganggu temannya yang belum
selesai. Rafi menjawab: “Aku tidak mau main keluar, aku tidak mengganggu, akau mau
mijitin ustadzah”. Dia mijitin ustadah yang masih baca soal. Melihat mas
Rafi sudah selesai, membuat teman yang lain panik, Mas Al jadi tidak sabar menyelesaiakan,
mas Fajri jadi semangat pengen selesai seperti mas Rafi, akhirnya dia berusaha
membaca sendiri dan diulang-ulang tetapi belum menemukan jawabannya dia
berkata: “Us aku sudah baca tapi tidak paham”. Ustadzah jadi tertawa, lalu menyemangati dia: “Mas pilih saja yang paham
atau yang mudah dulu, yang belum paham
bisa nanya nanti” akhirnya dia nurut akhirnya bisa menyelesaikan setelah mas
Rafi.
Aku penasaran pengen mengoreksi hasil kerjaan mas Rafi, akhirnya
setelah selesai UAS hari itu langsung saya koreksi. Alhamdulillah hasilnya soal
pilihan ganda dan essay betul semua, akhirnya saya balas sms ibunya “Bu jangan
khawatir setiap harinya memang jarang menulis dan duduk fokus mengikuti
kegiatan, saya katakan pada mas Rafi bahwa dia mau muter-muter, mau
jalan-jalan, mau naik-naik yang penting tidak mengganggu teman-temannya, bertanggung
jawab harus bisa dan faham. “Al hamdulillah soal PAI dikerjakan semua dan
hasilnya betul semua”. Ibunya balas sms “Apa iyya us, terimakasih atas
pembelajaran dari ustadzah…..”
Heboh lagi mas Al Fikri dia mengerjakan soal sambil menggambar di
kertas sehingga harus diulang-ulang sampai dia fokus, tetapi kadang-kadang
dibacakan belum selesai tetapi dia bisa menjawab. Melihat mas Rafi sudah selesai tambah dia
bilang "Us lama banget aku tidak mau
menyelesaikan”, Mas ayo Ustadzah dampingi, “Aku mau mengerjakan tapi pilihanya
saja, Essaynya tidak mau”.
Ustadzah sudah bujuk tetapi tetap tidak mau menegrjakan Essay,
ustdzah tawarkan untuk menyelesaikan besok namun tidak mau, ya sudah nanti waktu
remidi saja. Mas Ifel juga
heboh narik-narik ustadah us sini tungguin aku,
kalau tidak aku tidak mau menyelesaiakan.
Hari Kedua. Hari kedua Rafi bisa
menyelesaikan UAS duluan, Mas Fajri termotivasi lagi untuk menyelesaikan
seperti mas Rafi. Al Fikri sama sekali tidak mau mengerjakan soal UAS “Mas Al
yuk dibacakan ustadzah nanti mas Al mengisi”, "tidak mau". Ustadzah cari cara
bagaimana agar mau mengerjakan, akhirnya ustadzah bilang, “Okeey Ustadzah yang
baca dan yang nulis, mas Al yang menjawab” dia mau Alhamdulillah selesai, dia
sampai hari terakhir mengerjakan dengan dibacakan dan dituliskan kecuali angka
dia baru mau menulis.
Hari ketiga, keempat dan
kelima. Alhamdulillah anak-anak berusaha mengerjakan lebih cepat dan
lebih baik daripada sebelumnya.
Alhamdulillah, anak-anak dapat
mengikuti tes sampai hari terakhir dan hasilnya Alhamdulillah rata-rata anak
sudah bisa menguasai materi hanya satu atau dua yang perlu diremidi agar lebih
paham. Hasilnya dibagi setelah pembagian raport, saat di bagi Rafi melihat
nilai di Soal PAI bahwa nilainya 10 dia bilang sambil marah-marah, “aku nggak
mau nilainya 10 aku maunya 100 ayo ustadzah Ratih ganti.” Ustadzah berusaha
menjelaskan Rafi: “Mas soal pilihan ada 20 soal setiap soal nilanya satu
berarti mas Rafi dapat nilai 20. Soal Essay ada 5 setaip soal nilainnya 4 berarti dapat nilai 20 lagi, jadi bisa
dihitung 20 + 20 lalu dibagi 4 dapetnya 10” seperti tematik 3 rafi betul semua
dapat nilai 10.” “Tidak mau, Ustadzah Ratih jangan ikut-ikutan ustadzah khanah,
ayo sekarang ganti nilainya jadi 100”. Akhirnya aku ganti nilai 100, dia mulai
tenang dan dihapusnya nilai 10 nya.